Menurut Iqna mengutip Departemen Hubungan Masyarakat dan Informasi Organisasi Komunikasi dan Kebudayaan Islam, fokus utama pertemuan ini adalah tadabur dan tafsir ayat-ayat suci Alquran, dengan fokus pada hubungan manusia dengan Tuhan dan tanggung jawab sosial setelah bulan Ramadhan.
Slogan acara, "Baca Alquran, Berpikir, Beramal," menginspirasi para pembicara dan peserta acara tersebut. Acara spiritual ini dihadiri oleh sekelompok ulama dan profesor, yang masing-masing menganalisis ajaran Alquran dan menjelaskan budaya Ramadhan dari perspektif tertentu.
Pembicara utama dalam acara tersebut adalah Sayyid Hussein bin Hamid Alattas yang memaparkan secara mendalam surah-surah Makkiyah dan Madaniyah serta menjelaskan peran tadabur Alquran dalam meningkatkan pemahaman agama dan memperkuat umat Islam.
Ia juga menekankan perlunya persatuan di kalangan umat Islam dalam menghadapi tantangan global dan menyerukan solidaritas yang lebih besar di antara umat Islam berdasarkan ajaran Alquran dan semangat persaudaraan Islam.
Manajemen ilmiah sesi tersebut merupakan tanggung jawab Fauzan Ghazali, seorang mahasiswa dan aktivis budaya terkemuka, yang menambah kekayaan sesi tersebut dengan manajemennya yang cermat dan penyampaian materi yang lancar.
Mohammad Reza Ebrahimi, Konselor Kebudayaan Republik Islam Iran di Indonesia, berbagi beberapa poin tentang tradisi Alquran, sosial, dan spiritual di bulan suci Ramadhan di Iran.
Merujuk pada budaya halal bihalal di masyarakat Asia Tenggara, ia menilai tradisi ini sangat dekat dengan tradisi Nowruz di Iran, dan memperkenalkannya sebagai contoh nyata dalam memelihara solidaritas sosial dan memperkuat semangat saling memaafkan di kalangan umat Islam.
Acara halal bihalal dan pertemuan tadabur Alquran di Masjid Nurul Yaqin sekali lagi menunjukkan potensi budaya, spiritual, dan sosial yang besar dari Alquran. Program ini merupakan model sukses diplomasi agama dan budaya Republik Islam Iran dalam interaksinya dengan lembaga-lembaga Islam Indonesia dan menunjukkan bahwa Alquran dapat terus menjadi pusat dialog antarperadaban dan penyambung hati. (HRY)
342/
Your Comment